Sabtu, 13 September 2014

Friday The 13th (Chapter Seven)

Author : Kezia Lee

Cast :
Lee Ji Hye (OC)
Cho Kyuhyun
Kim Ki Bum
Kim Jong Woon
Kim Tae Yeon
Xi Luhan 
Kim Jong In
Jung Soo Yeon
Hwang Mi Young
Choi Min Ho
Byun Baek Hyun

Genre :
Horror
Mystery

Length : Chapter 

Note : Sorry, kalau ada Cast yang belum muncul. Di chapter selanjutnya baru akan dimunculkan. Warning! Typo, alur gaje, cerita yang membosankan. Gak seram dan sebagainya. Mohon bantuannya, karena ini adalah FF Horror Mystery pertama saya ._.v

'Apakah petunjuk yang kami temukan selama ini hanyalah permulaan saja?'

Previous Chapter

Jihye mengarahkan senternya kearah lubang gelap tersebut dan menemukan mayat seseorang yang setengah tubuhnya sudah hampir menjadi tengkorak. Rambutnya telah rontok, matanya hilang satu, dan pada tubuhnya terdapat beberapa cacing.

“Mayat itu.. memang benar-benar disembunyikan disini…”

Jihye dan yang lainnya terkejut melihat pemandangan tragis yang ada didepannya.
“Sooyeon eonni.. Apakah ini alasanmu menghantui malamku dengan sebuah kejadian tragis yang kau alami?”
“Kau benar, sekarang kami percaya..” ucap Jongwoon. Tak terasa, isak tangis pun terdengar diseluruh ruangan itu.

Gadis yang malang, bahkan setelah tujuh tahun dibunuh tidak ada yang menemukan jasadnya hingga membusuk seperti ini. Siapa orang yang tega melakukan ini kepadanya?

“Lebih baik segera kita makamkan ditempat yang lebih layak.” Sahut Taeyeon menahan tangisnya.
“Aku akan menghubungi kantor.” Sambung Luhan.

Kibum menepuk pelan kedua pundak Jihye dari belakang. “Jangan menangis, Ketua Osis.. Kau sudah melakukan yang terbaik. Lagipula ini juga bukan salahmu..” ucapnya mencoba menghibur.
“Kalau begitu aku akan melapor pada Kepala Sekolah. Agar kita lebih mudah mendapatkan akses sekolah.” Ucap Jongwoon yang langsung merogoh ponsel dari dalam sakunya.

Hari itu, merupakan penyelidikan pertama mereka yang langsung ke TKP. Masih banyak yang harus mereka selesaikan untuk mendapatkan makna dari petunjuk misterius itu.
****

Wednesday, 24th July 2007

“Aku sudah mendapatkan konfirmasi.” Jongwoon membuka pembicaraan yang sedari tadi hening ini. “Surat izinnya sudah ada. Mereka akan menangkapnya hari ini.” Jihye dan Taeyeon saling berpandangan. “Kau serius?” ucap mereka bersamaan.

“Untuk apa aku berbohong? Jongin tadi sudah menelponku.”


‘Terdengar suara sirene mobil polisi didepan GwangTaek High School’

Para murid bergegas keluar dari kelas, untuk melihat apa yang sedang terjadi. Dua orang polisi membawa seorang siswa keluar dari kelas 2-3.

“Saudara Choi Minho, Anda ditahan sementara karena telah menjadi tersangka utama atas pembunuhan Cha Haerin dan Han Soona. Mari ikut kami ke kantor polisi.” Jelas salah satu polisi tersebut sambil memperlihatkan surat izin resmi jaksa untuk menyelidiki Choi Minho.
“Apa? Kalian tidak bisa menangkapku! Aku tidak bersalah!” ucap Minho yang menjauh dari kedua polisi tersebut. Kebetulan, tempat duduknya berada didekat jendela.
“Kami hanya ingin mendengarkan penjelasan lebih lanjut tentangmu. Cukup ikut kami saja ke kantor polisi sekarang.” Ucap polisi tersebut sambil mengeluarkan borgol.
“Tidak! Bukan aku pelakunya!” ucap Minho menyangkal tuduhan tersebut. Dan kemudian melompat dari ketinggian 10 meter.

Semua orang terkejut, atas aksi nekad dari siswa berumur 16 tahun tersebut. Yang akhirnya membuat seluruh sekolah gempar. Kepala Sekolah dan Dewan Guru akhirnya menyuruh semua muridnya untuk pulang kerumah masing-masing untuk meminimalisasi hal-hal buruk yang akan terjadi nantinya.

“Menurutmu, kita sudah menangkap orang yang benar?”
“Ya, kuharap kali ini kita berhasil.. Setidaknya kita bisa membersihkan nama baik organisasi kita.”
“Ayo, kita masih punya tugas yang harus kita selesaikan.”

****
Monday, 2nd June 2008

‘Awalnya kukira ini adalah ulahnya, ternyata.. Aku sudah salah paham yah.. Tapi, kenapa dia mendekatiku hingga sejauh ini?’ batin Jihye.

“Aku tidak menyangka bahwa dalang pembunuhan itu adalah Minho-ssi..” ujar Kibum yang duduk disebelah Jihye.
“Ya, aku juga tidak menyangka dia akan melakukan hal seperti ini. Aku kira dia orang baik-baik..”
“Bagaimana dengan petunjuk tersebut? Apakah kau sudah mendapatkan maknanya?” Tanya Kibum, kemudian meneguk kembali minuman kalengnya.
“Belum. Entah kenapa, aku merasa ada yang aneh dengan kode tersebut.” Ragu Jihye.
“Maksudmu?”

“Bisa saja, kita salah mengartikan kode tersebut bukan? Atau mungkin itu semua hanyalah jebakan agar kita terfokus dengan kode tersebut. Tapi si pembunuh yang sebenarnya punya rencana lain?” ucap Jihye.
“Tunggu sebentar. Maksudmu, bukan Minho yang membunuh Cha Haerin dan Han Soona? Lantas kenapa kau menuduhnya sebagai tersangka?” Kibum menyernyikan dahinya.

“Bukan begitu. Lagipula aku punya bukti kuat yang bisa menjadikannya tersangka. Tapi sepertinya ‘Joystick’ nya tidak hanya satu orang..”

****
“Miyoung-ya.. Kau melihat Kyuhyun?” Tanya Jihye saat bertemu Miyoung yang hendak masuk ke kelas.
“Tadi kulihat dia sedang bersama Baekhyun di Ruang Komputer.”
“Oh, terima kasih.”
“Chakkamanyo. Boleh aku ikut denganmu?” Jihye mengangguk tanda mengiyakan. Miyoung tersenyum.

“Kyuhyun-ah!”
“Hm, Jihye-ah. Mwoseumnikkayo?” ucap Kyuhyun yang sedang asyik bermain Starcraft lewat komputer sekolah.
“Bahkan kau pun diam-diam menggunakan komputer sekolah untuk bermain game?” celetuk Miyoung yang melihat kejadian itu, mendelik kesal.
“Aku ingin meminta bantuanmu.” Sahut Jihye.
“Bantuan apa? Asalkan itu sesuatu yang berhubungan dengan teknologi ataupun matematika aku akan membantumu.” Balas Kyuhyun masih fokus dengan permainannya.
“Bagaimana kalau teka-teki?” tawarnya. Kyuhyun mempausekan gamenya.

“Teka-teki?” tanyanya.
“Ya, aku punya sebuah teka-teki. Dan ini menyangkut sesuatu yang sangat penting.”
“Mungkin aku bisa membantu.” Celetuk Baekhyun. “Ini pasti berkaitan dengan Taeyeon, kan?” Jihye mengangguk. “Aku tidak ingin melihatnya lelah karena pekerjaan yang tidak jelas itu.” Ucap Baekhyun.

‘Triiing~’ bel masuk berbunyi

“Lebih baik bicarakan lagi saat istirahat. Sekarang sudah masuk.” Ucap Jihye.
Baekhyun dan Miyoung pergi mendahului mereka. Sedangkan Kyuhyun menahan lengan Jihye.

“Ada yang ingin kubicarakan denganmu.”
“Soal apa?”
“Kau benar-benar lupa, yah. Kau belum menceritakan tentang jati dirimu, ingat?” ujarnya membuat Jihye teringat kembali dengan janjinya.
“Oh, soal itu.. Aku..”
“Aku tahu kau sedang diawasi. Karena itulah aku ingin menjadi pelindungmu.” Ucapnya sambil tersenyum. Jihye hanya bisa menghela nafas karena tidak bisa menolak permintaannya.

“Baiklah, aku akan menceritakannya. Tapi tidak ditempat ini, tidak disekolah. Bagaimana kalau nanti kau ikut bersama kami setelah pulang sekolah?” usul Jihye.
“Aku menghargai itu..”
“Ya! Apakah kalian berdua masih mau berdiam diri disana? Kwon songsangnim sebentar lagi akan masuk.” Ucap Miyoung yang sepertinya kembali lagi setelah menyadari bahwa kedua orang itu tidak ada dibelakangnya. Lantas mereka pun bergegas kembali ke kelas.

****
Jihye memegang secarik kertas yang merupakan sebuah kode misterius yang sempat dikirimkan kedalam lokernya, kira-kira setahun yang lalu.

“Tinggal satu kode lagi..” gumamnya.

Disebuah buku yang cukup tebal, berisi tentang analisa terhadap kematian Jung Sooyeon, dan juga beberapa makna yang didapat dari petunjuk misterius tersebut.

Kode pertama :
‘Kematian ada pada gadis April’
Pembunuhan dimulai pada April 2007 yang lalu. Korban pertama Cha Haerin. Peristiwa yang sama juga terjadi pada tanggal 13 April 2001, tepatnya 8 tahun yang lalu. Korbannya Jung Sooyeon. Asal mula mimpi aneh menghantuiku dan pada akhirnya aku menemukan mayat Sooyeon yang ada dibawah meja guru. Sejak saat itu, mimpi aneh itu tidak pernah muncul lagi, dan aku punya  firasat bahwa Sooyeon sudah tenang disana.

Kode kedua :
‘Petunjuk dalam bulan Juli’
Mungkin ini maksudnya kami menemukan beberapa informasi terkait mengenai kematian Sooyeon dan tragedi yang pernah terjadi disekolah ini. Juga terbukanya kedok Choi Minho sebagai tersangka dalam pembunuhan Cha Haerin dan juga Han Soona. Anehnya, aku yang adalah satu-satunya orang yang mengetahui hal itu hanya dengan mendengarkan perbincangan mereka dari telepon. Sampai sekarang, polisi masih belum bisa memintai keterangan, dikarenakan Choi Minho yang masih dalam keadaan koma semenjak dia menjatuhkan diri dari ketinggian 10 m.

Kode ketiga :
‘Hujan turun diakhir musim panas’
…….
Aku masih belum mengetahui maknanya...

Tiba-tiba saja seseorang menarik bukunya dan lantas hal itu membuatnya mengadah keatas.
“Kwon songsangnim..” ucap Jihye terkejut.
“Jihye-ya.. Bisakah kau fokus sebentar saja terhadap pelajaran? Sebentar lagi kau akan ujian. Jadi kuharap kau bisa lebih serius. Dan untuk sementara, buku ini aku sita. Arraseo?!” Jihye tidak bisa menyanggah ucapan Kwon songsangnim. Dirinya hanya bisa pasrah saat melihat satu-satunya bukti itu diambil oleh gurunya.

Namun, itu bukanlah satu-satunya hal yang ditakutkan. Bagaimana jika buku tersebut terbaca olehnya?

“Jihye, jangan bilang kalau itu adalah buku analisismu..” ucap Taeyeon tanpa memandang lawan bicaranya.
Jihye mengangguk. “Kau benar, eonni.. Mianhae..” dengan berat hati Jihye mengatakan hal itu. Taeyeon hanya bisa menepuk jidatnya dan menghela nafas panjang. “Kau ini yang benar saja..”

Kibum melihat gerak-gerik aneh dari Jihye dan Taeyeon. Dia sepertinya mendapatkan sebuah ide yang mungkin bisa membantu menghilangkan rasa resah mereka.

Bel istirahat berbunyi. Mereka berkumpul di Ruang Osis.

“Jihye-ya, Taeyeon-ah, kenapa kalian lama sekali? Oh, kenapa mereka juga ikut?” celetuk Jongwoon yang kebingungan karena dua orang yang ditunggunya malah muncul bersama tiga orang lainnya.

“Mulai sekarang, mereka bertiga akan membantu kita dalam memecahkan misteri ini.” Balas Taeyeon. “Mwo?” ucap Jongwoon sedikit ragu. “Kau yakin mereka bisa membantu?” tanyanya setengah berbisik. Pletak!

“Ya! Setidaknya masih bagus ada yang ingin meringankan beban kalian! Lagipula kita ini teman, mengapa tidak saling membantu?” Miyoung menjitak kepala Jongwoon kasar.
“Kau ini seorang perempuan tapi tenagamu kuat juga yah..” ucapnya kesal.
“Kemana Kibum? Bukankah seharusnya dia berada disini?” Tanya Jihye saat menyadari bahwa tidak ada Kibum disekelilingnya.

“Oh, tadi dia mengatakan ada urusan diruang guru. Aku juga tidak tahu kapan dia akan kembali. Kita tunggu saja.” Ucap Jongwoon lengkap.

“Jadi sekarang, teka-teki apa yang harus aku pecahkan?” Tanya Baekhyun langsung to the point.
“Hmm, masalahnya sekarang buku yang berisi petunjuk tersebut sedang berada ditangan Kwon songsangnim.” Ujar Taeyeon sambil menggeleng kepala pelan.
“Mwo? Jadi buku yang tadi itu adalah buku petunjuknya?” cetus Jongwoon terkejut.
“Aku tidak tahu ternyata kau seceroboh itu..” ujar Kyuhyun dengan senyum sinisnya.

“Maaf membuat kalian menunggu lama~” ucap Kibum yang tiba-tiba saja sudah berada didepan pintu Ruang Osis.
“Baguslah kau sudah datang. Apakah kau sudah selesai dengan urusanmu?” Tanya Jongwoon.

“Ya, dan aku juga membawa sebuah kabar baik untuk kalian. Aku mendapatkan bukunya kembali..”

To Be Continue~

Sorry yah, endingnya gak enak banget, soalnya pakai power of kepepet/? Jadinya gak bagus alurnya. Tetap jadi pembaca setia yah :3
Ditunggu komentarnya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar