Sabtu, 13 September 2014

Friday The 13th (Chapter Eight)

Author : Kezia Lee

Cast :
Lee Ji Hye (OC)
Cho Kyuhyun
Kim Ki Bum
Kim Jong Woon
Kim Tae Yeon
Xi Luhan 
Kim Jong In
Jung Soo Yeon
Hwang Mi Young
Choi Min Ho
Byun Baek Hyun

Genre :
Horror
Mystery

Length : Chapter 

Note : Sorry, kalau ada Cast yang belum muncul. Di chapter selanjutnya baru akan dimunculkan. Warning! Typo, alur gaje, cerita yang membosankan. Gak seram dan sebagainya. Mohon bantuannya, karena ini adalah FF Horror Mystery pertama saya ._.v

'Kenangan, masa lalu, apakah semuanya berkaitan dengan kasus ini? Misteri terpecahkan?'

Previous Chapter

“Ya, dan aku juga membawa sebuah kabar baik untuk kalian. Aku mendapatkan bukunya kembali..”

Kibum kembali dengan sebuah buku digenggaman tangannya. Sontak Jihye refleks memeluknya.
“Kyaa, Kibum-ssi! Kau penyelamat kami~” ucapnya membuat semua orang yang ada disana tertawa renyah melihat kelakuan Jihye. Mereka memang sudah terbiasa dengan kelakuannya yang seperti anak kecil itu. Karena Jihye memang yang paling muda disana, bukan?

“Ehm, Ketua Osis..” ucap Kibum, yang merasa sedikit risih, “Oh maaf. Itu tadi tidak sengaja.” Ucap Jihye yang segera melepaskan pelukannya.
“Tidak masalah.” Balas Kibum.

“Tapi, bagaimana kau bisa mendapatkan buku itu?” Tanya Baekhyun curiga.
“Ceritanya panjang..” ucap Kibum tersenyum licik.

After a few minutes..

“Bwahahaha~ Kau memang keterlaluan, Kibum-ssi!” ucap Miyoung yang tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Kibum.
“Tapi, senjata seperti itu cukup ampuh bukan? Buktinya buku ini sekarang ada ditanganku.”
“Tapi, bagaimana jika Kwon songsangnim menyadari bahwa buku ini tidak ada di mejanya?” Tanya Jihye curiga.
“Itu tidak akan terjadi. Aku sudah menukar buku tersebut dengan buku lainnya. Yang ada, nanti Kwon songsangnim akan mengembalikan buku tersebut secepatnya.” Perkiraan Kibum. 

“Ya sudah, lebih baik kita cepat. Waktu istirahat sudah tidak banyak.” Ucap Kyuhyun sambil memperhatikan jam yang bergelantungan di pergelangan tangannya.
“Hmm, Kyuhyun benar. Lagipula kita tidak diperbolehkan lagi untuk izin ke Ruang Osis karena kita sudah kelas 3.” Ucap Taeyeon membenarkan pendapat Kyuhyun.

“Baiklah, mari kita mulai~” ucap Jihye bersemangat.

“‘Hujan turun diakhir musim panas’ apa maksudnya yah? Kode yang satu ini sangat tidak terbaca olehku..” ucap Jongwoon sambil memeriksa beberapa file yang ada disana.
“Mungkin kah, dia akan memakan korban lagi pada akhir musim panas?” perkiraan Baekhyun.
“Musim panas yah..” Jihye berpikir sejenak. Seketika, sebuah petunjuk melintas dalam benaknya.
“Bulan apa sekarang?” tanyanya cepat. “Hmm, sekarang bulan Juni, waeyo?”sahut Miyoung.

“Musim panas, bulan ini adalah akhir musim panas bukan? Kemungkinan terbesarnya pembunuhan itu akan terjadi pada bulan ini.” Ujarnya memperkirakan.
“Kau sangat jenius anak muda~” ucap Jongwoon menjentikkan jarinya.
“Tapi kapan tepatnya? Kita tidak tahu waktu detailnya bukan?” ucap Baekhyun.
“Ucapanmu ada benarnya.”

“Chingudeul..” panggil Taeyeon yang sepertinya menemukan sesuatu. “Wae geurae?”
“Kalau dilihat-lihat pembunuhan tersebut terjadi dihari yang sama dan tanggal yang sama..” ucapnya sambil membandingkan ketiga hasil analisa tersebut.
“Jumat, 13 April 2001 ; Jumat, 13 April 2007 ; Jumat, 13 Juli 2007. Ini seperti sebuah mitos yang pernah beredar didunia maya. Friday the 13th.” ucap Kyuhyun. “Apakah berarti pembunuhan tersebut akan terjadi pada hari dan tanggal yang sama?” gumam Miyoung. Jihye langsung memeriksa kalender yang digantungnya didinding.

“Bulan ini.. Ada Friday the 13th..” ucap Jihye dengan ekspresi tidak percaya.
“Berarti, kita masih bisa mencegahnya bukan?” Tanya Kibum.
“Ya. Itu bisa saja terjadi. Selama kita tahu siapa yang akan menjadi target selanjutnya.” Sambung Jihye.

“Bagaimana kita tahu siapa yang diincarnya selanjutnya?” Tanya Miyoung bingung.
“Untuk itu, kita harus mencari informasi lebih terhadap ketiga korban tersebut. Mungkin saja masih ada petunjuk tersembunyi yang tidak kita sadari.” Jelas Taeyeon.

‘Triiiinng’ Bel masuk sudah berbunyi.

“Sebaiknya kita segera kembali ke kelas, atau kita semua akan berakhir ditengah lapangan panas.” Ucap Baekhyun. Semuanya mengangguk tanda mengerti. Jihye bergegas mengunci ruangan tersebut segera menyusul mereka.

****
Waktu menunjukkan pukul 23:09 KST. Terlihat Jihye dan yang lainnya sedang berbincang-bincang di Ruang Osis, hendak mengambil beberapa file yang sempat mereka tinggalkan disana.

“Kebetulan sekali, beberapa hari kedepan kita libur. Bagaimana jika kita gunakan untuk menyelidiki masalah ini?” usul Jongwoon, dan hal itu langsung disetujui semuanya.
“Itu bagus. Kalau sempat nanti kita juga akan mengajak Luhan dan Jongin.” Susul Taeyeon.
“Tidak apa-apa kan tempatmu jadi ramai karena kami, Jihye-ya?” Tanya Jongwoon meminta persetujuan Jihye.
“Tentu saja, aku tidak keberatan kok. Justru akan lebih menyenangkan jika ramai. Tidak enak tahu tinggal di apartemen besar sendirian.” Ucapnya sambil tersenyum.

“Kalau begitu, mari kita pulang. Ini sudah larut.” Ajak Baekhyun. “Aku akan mengantarkan Taeyeon pulang dulu. Sampai jumpa besok!” sambungnya sambil menggandeng Taeyeon keluar.
“Ah, aku ingat kalau aku masih punya sesuatu yang harus  aku selesaikan.” Celetuk Jongwoon. “Mianhae, Miyoung, Jihye aku tidak bisa mengantarkan kalian pulang.” Sambungnya lalu segera berpamitan dan pergi.
“Hanya ada kita berempat sekarang. Miyoung-ah, apakah malam ini kau mau menginap ditempatku?” tawar Jihye.

“Mianhae Jihye-ya. Hari ini ada keluargaku dari luar kota yang akan mampir dan bermalam dirumahku, jadi aku harus segera pulang untuk menyambutnya. Tapi, lain kali aku berjanji akan menginap lagi ditempatmu.” Ucap Miyoung sambil menggandeng tangan Kyuhyun.  
“Kyuhyun-ah, antarkan aku pulang yah..” pinta Miyoung manja. Kyuhyun dengan senang hati menerimanya, pasalnya Miyoung adalah anak dari pihak ibu Kyuhyun.

“Kau mau pulang bersamaku, nona?” tawar Kibum. Jihye mengangguk pelan. “Baiklah..” ucapnya, karena sudah tidak ada pilihan lain. Daripada nantinya terjadi sesuatu pada dirinya, ia lebih memilih untuk pulang bersama Kibum.

“Jadi.. Sudah berapa lama kau berada di Korea?” Kibum membuka pembicaraan yang sedari tadi sunyi.
“Hm? Ah, aku sudah lama tinggal disini, semenjak kelas 6 SD. Orangtuaku kini berada di Kanada. Ha.. Aku merindukan mereka..”
“Aku mengerti.. Pasti sulit yah tinggal sendirian di kota besar seperti Seoul ini sendirian.”
“Ya, begitulah. Begitu datang kesini, aku langsung dekat dengan Taeyeon eonni dan Jongwoon oppa. Mereka sangat baik padaku sejak SD. Tapi, bagaimana kau tahu aku bukan berasal dari sini? Rasanya wajahku sudah membaur dengan gadis-gadis lainnya, bahasa Koreaku juga fasih. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” ucap Jihye mulai curiga.

“Mungkin saja, kita pernah bertemu disuatu tempat. Namun kita tidak menyadarinya. Atau mungkin kita pernah saling mengenal? Hahaha, aku bercanda. Aku mendengarnya dari Jongwoon hyung. Aku juga tahu bahwa mereka memanipulasi umur mereka.” Jelas Kibum dan itu membuat Jihye sedikit bingung.
“Kau tahu soal itu?” Kibum mengangguk. “Kau sendiri bagaimana, Kibum-ssi? Bagaimana dengan keluargamu? Apakah kau punya saudara?” Tanya Jihye, Kibum tersenyum miris.

“Aku sendirian. Orangtuaku sudah meninggal semenjak aku kelas 3 SD. Dan sejak saat itu, aku mencoba untuk hidup mandiri dan belajar lebih giat.”
“Maaf, membuatmu harus mengingat masa lalu.”
“Tidak masalah. Justru ketika aku diingatkan masa lalu, ambisiku untuk berhasil semakin kuat. Aku ingin menjadi seseorang yang bisa dikenal orang suatu saat nanti. Impianku menjadi seorang yang berguna bagi Negara ini.”

“Kau hebat yah, masih semuda ini sudah memikirkan sesuatu yang sangat dewasa. Aku saja tidak pernah tahu tentang masa laluku. Siapa aku dimasa lalu, aku tidak bisa mengingatnya.” Jihye menghela nafas.
“Aku biasa saja kok. Lagipula sebentar lagi kita akan lulus, jadi sudah seharusnya kita memikirkan masa depan. Memangnya kenapa dengan masa lalumu?” Tanya Kibum penasaran.

“Entahlah, aku merasa pikiranku tidak ingin mengingatnya lagi. Hatiku akan terasa sakit ketika membayangkannya. Sepertinya masa laluku terlalu menakutkan bagiku. Yang hanya aku ingat hanyalah nama sebuah organisasi yang pernah aku ikuti. Tapi, selebihnya aku tidak mengingatnya. Bahkan apa yang telah aku lakukan saat aku masih menjadi anggota.” Jelasnya.

“Sebuah organisasi? Apa namanya?”
“Kalau tidak salah ‘Rose Hip’” ujarnya mencoba mengingatnya.
“’Rose Hip’? Perkumpulan ‘white rose’?” gumam Kibum

“Kau tahu organisasi itu?” Tanya Jihye heran, karena sepertinya mendengar Kibum mengatakan sesuatu.
“Ah, tidak. Hanya saja seperti pernah mendengarnya disuatu tempat.”

“Habisi mereka yang menyembunyikan mawar putih itu!”
“Ya! Habisi mereka! Bunuh semuanya jangan sampai tersisa satupun!”
“Appa~!!!”

“Arrgh!” jerit Kibum.
“Gwaenchanayo?” Tanya Jihye yang berusaha menahan Kibum agar tidak jatuh. “Wajahmu pucat, apakah kau sakit?” Jihye mulai khawatir dengan keadaan Kibum yang tiba-tiba melemas itu.

Untungnya mereka sudah dekat dengan apartemen Jihye. Jadi, Jihye tidak membutuhkan waktu lama untuk mengobatinya.
“Ini, minumlah dulu obatnya. Agar rasa sakit dikepalamu hilang.” Ucap Jihye memberikan sebuah pil obat beserta segelas air.
“Terima kasih.” Ucap Kibum kemudian meminum obat tersebut segera.
“Sepertinya tidak baik jika kau pulang sekarang. Angin malam tidak baik untuk orang sakit. Lebih baik kau bermalam dulu disini.” Usul Jihye
“Aniya. Itu hanya akan merepotkanmu.” Ucap Kibum menolaknya.

“Tenang saja. Aku punya kamar yang bisa kau pakai. Dan kalau tidak salah, appa pernah meninggalkan beberapa potong pakaiannya disini. Kurasa itu akan muat untukmu.” Ucap Jihye yang kemudian bangkit berdiri. “Apa kau lapar? Aku bisa membuatkanmu makanan kalau kau mau.” Ucapnya hendak kedapur, namun Kibum menahannya.

“Gwaenchana. Ini saja sudah cukup. Lebih baik kau segera kembali ke kamarmu. Besok kita masih punya banyak pekerjaaan. Jadi beristirahatlah.” Balasnya.
“Uhm, kalau begitu baiklah. Kamarmu yang ada didekat rak buku. Aku masuk dulu, selamat malam..” ucap Jihye langsung menuju kamarnya.

“Kenapa kau begitu baik padaku? Kalau seperti ini, aku tidak bisa tidak jadi menyukaimu..” gumamnya pasrah.

To Be Continue~

Jangan lupa kritik sarannya~ Don't Be Siders!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar