Senin, 25 Agustus 2014

Friday The 13th (Chapter Two)


Main Cast :
Lee Ji Hye (OC)
Cho Kyuhyun
Kim Ki Bum
Kim Jong Woon
Kim Tae Yeon
Xi Luhan
Kim Jong In
Byun Baek Hyun
Hwang Mi Young
Jung Soo Yeon
Choi Min Ho

Genre :
Horror 
Mystery
Thrill

Author : Kezia Lee 

'Permainan yang sebenarnya akan segera dimulai.. Ini bukanlah sebuah permainan anak kecil'

Previous Chapter

‘Jihye menemukan secarik kertas yang sepertinya memang ditujukan untuknya.

‘Permainan ini baru saja akan dimulai.
Bersabarlah, sayang.. Aku akan membawamu keduniaku lebih jauh lagi..’

“Bajingan itu..” gumamnya. Jihye pergi dari kerumunan tersebut setelah membaca surat itu. Dia sudah lelah dengan pekerjaan lamanya, namun sepertinya takdir membawanya untuk mencari kembali jati dirinya yang sebenarnya.’

“Jihye!” seru Kyuhyun yang menyadari bahwa gadis itu sudah tidak berada disampingnya. Jihye berlari ke sebuah tempat yang cukup sepi. “Ada apa?” tanyanya, sesaat setelah berhasil menggenggam pergelangan tangannya.

“Orang itu benar-benar keterlaluan!” geramnya kesal. “Siapa lagi yang dipakainya menjadi ‘joystick’ dalam permainan ini?” Kyuhyun bingung dengan perubahan sikap Jihye yang drastis ini.

“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti..” Mata mereka bertemu. Jihye dapat merasakan sengatan listrik melalui pandangan itu. Ah! Ini bukan saatnya untuk memikirkan hal seperti itu!

‘Prok..Prok..Prok..’ terdengar suara tepukan tangan dari dua orang yang amat sangat dikenalnya.

“Kim…Jong Woon?” gumamnya, seketika matanya membulat melihat pria yang sudah lama menghilang ini dikenalnya. Dan lebih lagi, dia menggunakan seragam GwangTaek High School.

“Ternyata kau masih mengingatku, Jihye-ssi.” Ucapnya tersenyum khas. “Sudah lama aku tidak melihatmu sejak SMP. Bagaimana keluargamu?” Tanya Jong Woon, membuat Jihye tertawa kecil.
“Kau tidak berubah yah.. Mereka sekarang berada di Kanada.” Balas Jihye ramah. Mereka berdua terlihat akrab. Kyuhyun hanya bisa celingukan melihat mereka berdua.

“Ehm.. Permisi..” ucap Kyuhyun seolah mencoba mengingatkan ‘aku masih disini’.
“Oh, mianhae..” ucap Jongwoon meminta maaf, lalu menjabat tangan Kyuhyun. “Aku Jongwoon, teman kecil Jihye. Salam kenal..” Kyuhyun hanya bisa mengangguk.

“Apakah kau murid baru disini?” Tanya Jihye yang baru saja melihat sosok Jongwoon.
“Ya, aku baru saja pindah. Kau tahu, aku sudah sangat rindu dengan kampung halamanku. Setelah puas menjelajahi Inggris, aku memutuskan untuk kembali.” Ucap Jongwoon mantap.

“Kyuhyun-ah. Lebih baik kau panggil guru. Mayat tersebut belum ada yang mengurusnya.” Ucap Taeyeon yang tiba-tiba saja sudah ada dihadapan mereka. Kyuhyun yang sedikit heran, kemudian melakukan apa yang diperintahkan Taeyeon.

“Kau juga disini, Taeyeon Kim. Oh ya, tadi katamu itu.. Ada mayat disekolah ini?” Tanya Jongwoon yang tiba-tiba saja sudah akrab dengan gadis bermarga Kim itu.
“Ya, Cha Haerin. 16 tahun, tahun akademik ke 2, kelas 3.”

“Apakah ini ulahnya?” Tanya Jongwoon. Jihye mengangguk.
“Walaupun kita tidak pernah tahu siapa dia, karena dia selalu menggerakkan ‘joystick’nya untuk memainkan permainan ini. Entah kenapa dia selalu mengusik ketenangan kita. Sepertinya, kali ini dia memakai ‘joystick’ yang berada didekat kita.” Balas Jihye.

“Kalau begitu, kita tunggu pergerakan selanjutnya darinya.” Ucap Jongwoon.
“Apa maksudmu? Apakah kau ingin memakan korban lebih banyak?” cegat Taeyeon.
“Tidak, selama kita menemukan motif pembunuhannya, kita akan tahu apa yang akan dilakukannya.” Jelas Jongwoon.
“Kau memang cerdik, Jongwoon-ssi..” balas Jihye.

****
Friday, 13th July 2007

‘Sudah 3 bulan semenjak kejadian tersebut. Tidak ada tanda-tanda keberadaan ‘joystick’ tersebut. Apakah dia hanya iseng untuk mempermainkan kami? Apa ini hanyalah sebuah gertakan?’ batin Jihye.

“Lee Ji Hye.. Ji Hye..” lamunan Jihye membuyar ketika terdengar suara Kwon songsangnim memanggil namanya.
“Ne, songsangnim..” jawabnya. Kwon songsangnim menghela nafas.
“Jangan sering melamun. Nilaimu akan sangat diperlukan untuk tahun ketigamu. Jadi cobalah fokus terhadap pelajaran.” Nasehatnya. Ini sudah menjadi peringatan yang ketiga kalinya hari itu.

“Jihye-ya.. Gwaenchana?” Tanya Miyoung sambil berbisik. Jihye hanya mengangguk pelan. “Kau tidak tampak sedang baik-baik saja. Jangan terlalu dipikirkan soal itu..” sambung Taeyeon. Jihye menoleh kepadanya.
“Ya, aku tahu. Tetapi aku punya firasat buruk tentang ini..” gumamnya.

Tak terasa, bel istirahat berbunyi. Jihye akhirnya bisa bernafas lega, karena kini ia bisa bebas untuk mengistirahatkan otaknya, walau hanya untuk beberapa saat.

Disaat semua orang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Seorang pria tiba-tiba saja menggeser kursinya dengan keras dan pergi ke luar kelas.
Sontak, hal itu membuat Jihye terkejut dan melihat kearahnya.

“Siapa dia?” Tanya Jihye pada Minho yang berada dibelakangnya.
“Hmm? Dia Kim Kibum. Murid paling aneh dan misterius. Walaupun begitu, dia juga murid yang pintar disekolah ini. Kau tidak mengenalnya?” Balas Minho dengan wajah polosnya.
“Sepertinya aku pernah melihatnya.” Gumam Jihye.
“Eh? Tentu saja kau pasti pernah melihatnya, dia murid dikelas ini.” Ucap Minho.

“Tidak, maksudku. Aku sepertinya pernah mengenalnya disuatu tempat..”

4 years ago

Dor!

Suara tembakan begitu keras terdengar. Peluru itu berhasil masuk kedalam kepalanya. Hampir  saja, benda kecil tajam tersebut menembus aset berharga milik gadis tersebut. Untungnya, benda  tersebut dapat dikeluarkan oleh sang ahli.

Sayangnya, gadis malang itu harus kehilangan sebagian dari ingatannya termasuk tentang organisasi yang terkait dengannya.

****
“Hyaaaaaa!” teriakan seseorang terdengar begitu keras, hingga hampir memekakkan telinga semua orang yang ada di tempat itu. Padahal, dia baru saja mencoba mengingat kembali, sedikit demi sedikit memorinya.
“Sekarang apa lagi?” geram Jihye yang mulai pusing dengan hal-hal yang terjadi padanya kini.

“Jihye-ya..” Panggil Taeyeon yang datang bersama Jongwoon. “Waeyo?” Tanya Jihye lemas.
“Kemarilah, ada sesuatu yang harus kau lihat.” Ucap Jongwoon sambil berusaha menarik Jihye agar ikut dengannya.
“Aku sedang tidak ingin membahas tentang sesuatu yang berbau pembunuhan..” ucap Jihye memelas, ketika mereka telah sampai diatap.

“Lihat ini…” ucap Taeyeon menyerahkan secarik kertas yang bertinta merah, alias darah. Matanya melebar, ketika membaca pesan tersebut.
“Kami menemukan kertas ini, sesaat setelah korban kedua ditemukan. Han Soona, 16 tahun, tahun akademik kedua, kelas 4. Bisa dipastikan, gadis itu dibunuh disini sebelum dijatuhkan dari atap.” Penjelasan Taeyeon.

“Korban kedua.. Kali ini lebih parah dari yang pertama. Wajahnya mulusnya menjadi berbekas sayatan pisau. Pisau yang sangat besar. Hampir saja meretakkan tengkorak kepalanya.” Sambung Jongwoon.

‘Jihye sayang.. Bukankah aku sudah mengatakan padamu.
Aku akan membawamu lebih jauh ke duniaku..
Tunggu aku.. Suatu hari nanti aku akan menjemputmu~’

“Ini.. Memang bukanlah sebuah gertakan biasa. Dia memang sedang…. Mengincarmu.”

****
To Be Continue~

Ini adalah Chapter 2 dari "Friday The 13th". Selamat membaca! Jangan lupa komentarnya ya! Terima kasih :)

Friday The 13th (Chapter One)


Main Cast :
Lee Ji Hye (OC)
Cho Kyuhyun
Kim Ki Bum
Kim Jong Woon
Kim Tae Yeon
Xi Luhan
Kim Jong In
Byun Baek Hyun
Hwang Mi Young
Jung Soo Yeon
Choi Min Ho

Genre :
Horror 
Mystery
Thrill

Author : Kezia Lee 

 ‘Malam itu, aku kembali ke sekolah. Di tempat itu, aku melihatnya. Tubuh yang bersimbah darah. Dan dari situlah, permainan itu kembali dimulai…’

****
Friday, 13th April 2007

Jarum jam menunjukkan pukul 21:57 KST. Beberapa siswa sudah bersiap untuk segera pulang dan melepaskan rasa lelah yang sudah menumpuk itu. Ya, hal seperti itu sudah sewajarnya dialami oleh murid GwangTaek High School.

Seperti yang telah ditunggu-tunggu, bel pulang akhirnya berbunyi. Mereka tampak menghela nafas lega mendengarnya.

“Baiklah. Kalian boleh pulang, hati-hati dijalan. Selamat malam.” Ucap Kwon songsangnim, sesaat setelah mereka mengucap salam.

“Miyoung-ya.. Malam ini kau jadi menginap di apartemenku, kan?” Tanya seorang gadis berambut pirang pada sahabatnya, Hwang Mi Young.
“Geuromyo! Aku takut tinggal sendiri dirumah. Orang tuaku kembali ke Amerika karena ada urusan. Dan belakangan ini, aku sering mendengar suara-suara aneh dari dapur.” Ucapnya sambil menggosok lengannya, bulu kuduknya berdiri.

“Kenapa kau harus takut, hantu itu tidak ada. Jihye-ya, aku heran kenapa kau bisa bertahan dengan orang seperti dia.” Celetuk Taeyeon yang duduk disebelahnya.
“Itu menurutmu. Lagipula kau tidak percaya tahayul bukan?” Mi Young membalas.
“Ya! Kalian berdua jangan meributkan sesuatu yang seperti itu. Lebih baik kalian bergegas untuk pulang, sebelum gerbangnya ditutup.” ucap gadis bermarga Lee tersebut.

Mereka berdua saling berpandangan, kemudian segera merapikan buku-buku dan tas mereka. Kemudian beranjak keluar kelas. Sekolah mulai sepi, karena hanya kelas tersebut yang masih berada disekolah disaat semua orang sedang berada dirumah.

Konon, sekolah mereka memiliki sebuah misteri yang bahkan tidak dapat dipecahkan oleh detektif sekalipun. Dan hingga sekarang, mitos tersebut masih menghantui setiap siswa sekolah itu.
****
“Hae Rin-ya.. Cepatlah pulang. Kami mengkhawatirkanmu, jadi---” Tut.. Tut.. Tut.. Sambungan telepon diputuskan secara sepihak. Seorang gadis muda mendengus kesal dan kemudian menaruh kepalanya diatas meja. Tidak ada yang memedulikannya karena keadaan kelas sedang kosong. Ruangan tersebut begitu gelap dan sunyi.

“Aku benci Ayah dan Ibu.. Aku benci.. Kenapa aku harus hidup? Kenapa keadaanku menderita seperti ini?” gumamnya, tak terasa dirinya menitikkan air mata, yang kemudian membasahi meja tersebut.

‘Tap.. Tap..Tap..’ terdengar suara langkah seseorang mendekat.
“Nugundae?” lirih Hae Rin sambil menyeka air matanya. Hatinya berdegup kencang, mengingat sekolah itu sudah kosong sekarang.
“Ahjussi, apakah itu kau?” Tanya Hae Rin yang mengira-ngira itu adalah satpam sekolah yang biasanya akan mengecek keadaan sekolah sebelum menguncinya.

‘Tap..Tap..Tap..’ suara tersebut semakin terdengar jelas. Tanpa berpikir panjang, gadis itu segera bergegas untuk segera pergi. Pikiran-pikiran aneh terus melintas dikepalanya.

Bunyi tusukan terdengar begitu jelas, menembus tubuh mungil gadis tersebut. Pisau sepanjang 20cm itu kemudian ditarik kembali sehingga meninggalkan darah yang sangat banyak. Pemilik pisau tersebut hanya tersenyum menyeringai melihat korbannya yang menderita tersebut.

Dengan mudahnya, dia menyeret korbannya ke koridor sekolah kemudian membawanya ke suatu tempat yang tidak akan diketahui oleh orang lain.

***
Monday, 16th April 2007

Jihye baru saja tiba dikelas, ketika dia menemukan kerumunan para murid yang sedang membicarakan sesuatu. Kyuhyun, salah satu teman baik Jihye kemudian menghampirinya.

“Ji Hye-ah. Apa kau tahu berita terhangat hari ini?” Tanya Kyuhyun.
“Molla. Waeyo?”
“Kau tahu, Cha Hae-rin sudah dua hari ini tidak pulang kerumahnya. Dia menghilang.”
“Mungkin dia menginap dirumah temannya.” Balas Jihye enteng. Kyuhyun menghela nafas.
“Mana mungkin. Kau ini Ketua Osis tapi nyatanya kau bahkan tidak tahu soal ini!” ucap Kyuhyun kesal. Ya, Jihye memang tipe seseorang yang tidak ingin mencampuri urusan orang lain, mungkin untuk saat ini.
“Sudah kubilang, aku telah berhenti untuk melakukan hal-hal seperti itu. Aku ingin menjadi seorang gadis biasa.”

“Hae-rin itu seorang penyendiri. Dia bahkan tidak punya seorang teman pun. Bahkan keluarganya saja sudah ‘hampir’ tidak peduli padanya.” Sambung Taeyeon yang sedari tadi mendengar celotehan Kyuhyun.

“Jeongmalyo?”Jihye menyernyitkan dahi. “Bagaimana mungkin?” tanyanya ragu-ragu.
“Aku menemukan ini, tergeletak begitu saja didepan pintu. Setelah melihat isinya, aku yakin ini adalah milik Cha Haerin.” Ucap Taeyeon mantap.
“Sepertinya kau cocok untuk menjadi seorang detektif.” Sahut Kyuhyun yang membuat Taeyeon memicingkan mata padanya.

Tak lama kemudian, terdengar suara beberapa orang yang berteriak keras. Suara tersebut berasal dari gudang olahraga yang tak jauh dari kelas mereka.

“Suara apa itu?” Tanya Jihye bingung. Mereka bertiga lantas berlari menuju ke sumber suara. Mereka bertiga mencoba menyelip diantara sekian banyak siswa untuk melihat lebih dekat.
Ditengah kerumunan, mereka berpapasan dengan Baekhyun, salah seorang siswa dari kelas mereka, kekasih Taeyeon.

“Oppa, apa yang sedang kau lakukan disini?” Tanya Taeyeon bingung.
“Tentu saja aku ingin melihat apa yang sedang terjadi. Kau sendiri kenapa bisa disini?”
“Untuk alasan yang sama.” Balasnya singkat.

Taeyeon menutup mulutnya ketika dilihatnya mayat seorang gadis yang penuh dengan tusukan diperutnya, serta wajahnya yang sudah hampir tidak dikenalinya lagi. Jihye menggertakkan gigi, mengepalkan tangannya.

“Haerin yang malang..” lirih Taeyeon yang berusaha menahan tangisnya.

Jihye menemukan secarik kertas yang sepertinya memang ditujukan untuknya.

‘Permainan ini baru saja akan dimulai.
Bersabarlah, sayang.. Aku akan membawamu keduniaku lebih jauh lagi..’

“Bajingan itu..” gumamnya. Jihye pergi dari kerumunan tersebut setelah membaca surat itu. Dia sudah lelah dengan pekerjaan lamanya, namun sepertinya takdir membawanya untuk mencari kembali jati dirinya yang sebenarnya.

To Be Continue~

 Ini adalah chapter pertama dari Fanfiction "Friday The 13th". Ingin tahu kelanjutannya? Tetap stay tune di blog ini ya ^o^
Jangan lupa KriSarnya *Don't be siders~