Main Cast :
Lee Ji Hye (OC)
Cho Kyuhyun
Kim Ki Bum
Kim Jong Woon
Kim Tae Yeon
Xi Luhan
Kim Jong In
Byun Baek Hyun
Hwang Mi Young
Jung Soo Yeon
Choi Min Ho
Genre :
Horror
Mystery
Thrill
Author : Kezia Lee
'Permainan yang sebenarnya akan segera dimulai.. Ini bukanlah sebuah permainan anak kecil'
Previous Chapter
‘Jihye menemukan secarik kertas yang sepertinya memang
ditujukan untuknya.
‘Permainan ini baru saja akan dimulai.
Bersabarlah, sayang.. Aku akan membawamu keduniaku lebih
jauh lagi..’
“Bajingan itu..” gumamnya. Jihye pergi dari kerumunan
tersebut setelah membaca surat itu. Dia sudah lelah dengan pekerjaan lamanya,
namun sepertinya takdir membawanya untuk mencari kembali jati dirinya yang
sebenarnya.’
“Jihye!” seru Kyuhyun yang menyadari bahwa
gadis itu sudah tidak berada disampingnya. Jihye berlari ke sebuah tempat yang
cukup sepi. “Ada apa?” tanyanya, sesaat setelah berhasil menggenggam
pergelangan tangannya.
“Orang itu benar-benar keterlaluan!” geramnya
kesal. “Siapa lagi yang dipakainya menjadi ‘joystick’ dalam permainan ini?”
Kyuhyun bingung dengan perubahan sikap Jihye yang drastis ini.
“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti..” Mata
mereka bertemu. Jihye dapat merasakan sengatan listrik melalui pandangan itu.
Ah! Ini bukan saatnya untuk memikirkan hal seperti itu!
‘Prok..Prok..Prok..’ terdengar suara tepukan
tangan dari dua orang yang amat sangat dikenalnya.
“Kim…Jong Woon?” gumamnya, seketika matanya
membulat melihat pria yang sudah lama menghilang ini dikenalnya. Dan lebih
lagi, dia menggunakan seragam GwangTaek High School.
“Ternyata kau masih mengingatku, Jihye-ssi.”
Ucapnya tersenyum khas. “Sudah lama aku tidak melihatmu sejak SMP. Bagaimana
keluargamu?” Tanya Jong Woon, membuat Jihye tertawa kecil.
“Kau tidak berubah yah.. Mereka sekarang
berada di Kanada.” Balas Jihye ramah. Mereka berdua terlihat akrab. Kyuhyun
hanya bisa celingukan melihat mereka berdua.
“Ehm.. Permisi..” ucap Kyuhyun seolah mencoba
mengingatkan ‘aku masih disini’.
“Oh, mianhae..” ucap Jongwoon meminta maaf,
lalu menjabat tangan Kyuhyun. “Aku Jongwoon, teman kecil Jihye. Salam kenal..”
Kyuhyun hanya bisa mengangguk.
“Apakah kau murid baru disini?” Tanya Jihye
yang baru saja melihat sosok Jongwoon.
“Ya, aku baru saja pindah. Kau tahu, aku
sudah sangat rindu dengan kampung halamanku. Setelah puas menjelajahi Inggris,
aku memutuskan untuk kembali.” Ucap Jongwoon mantap.
“Kyuhyun-ah. Lebih baik kau panggil guru.
Mayat tersebut belum ada yang mengurusnya.” Ucap Taeyeon yang tiba-tiba saja
sudah ada dihadapan mereka. Kyuhyun yang sedikit heran, kemudian melakukan apa
yang diperintahkan Taeyeon.
“Kau juga disini, Taeyeon Kim. Oh ya, tadi
katamu itu.. Ada mayat disekolah ini?” Tanya Jongwoon yang tiba-tiba saja sudah
akrab dengan gadis bermarga Kim itu.
“Ya, Cha Haerin. 16 tahun, tahun akademik ke
2, kelas 3.”
“Apakah ini ulahnya?” Tanya Jongwoon. Jihye
mengangguk.
“Walaupun kita tidak pernah tahu siapa dia,
karena dia selalu menggerakkan ‘joystick’nya untuk memainkan permainan ini.
Entah kenapa dia selalu mengusik ketenangan kita. Sepertinya, kali ini dia
memakai ‘joystick’ yang berada didekat kita.” Balas Jihye.
“Kalau begitu, kita tunggu pergerakan
selanjutnya darinya.” Ucap Jongwoon.
“Apa maksudmu? Apakah kau ingin memakan
korban lebih banyak?” cegat Taeyeon.
“Tidak, selama kita menemukan motif
pembunuhannya, kita akan tahu apa yang akan dilakukannya.” Jelas Jongwoon.
“Kau memang cerdik, Jongwoon-ssi..” balas
Jihye.
****
Friday, 13th
July 2007
‘Sudah 3 bulan semenjak kejadian tersebut.
Tidak ada tanda-tanda keberadaan ‘joystick’ tersebut. Apakah dia hanya iseng
untuk mempermainkan kami? Apa ini hanyalah sebuah gertakan?’ batin Jihye.
“Lee Ji Hye.. Ji Hye..” lamunan Jihye
membuyar ketika terdengar suara Kwon songsangnim memanggil namanya.
“Ne, songsangnim..” jawabnya. Kwon
songsangnim menghela nafas.
“Jangan sering melamun. Nilaimu akan sangat
diperlukan untuk tahun ketigamu. Jadi cobalah fokus terhadap pelajaran.”
Nasehatnya. Ini sudah menjadi peringatan yang ketiga kalinya hari itu.
“Jihye-ya.. Gwaenchana?” Tanya Miyoung sambil
berbisik. Jihye hanya mengangguk pelan. “Kau tidak tampak sedang baik-baik
saja. Jangan terlalu dipikirkan soal itu..” sambung Taeyeon. Jihye menoleh kepadanya.
“Ya, aku tahu. Tetapi aku punya firasat buruk
tentang ini..” gumamnya.
Tak terasa, bel istirahat berbunyi. Jihye
akhirnya bisa bernafas lega, karena kini ia bisa bebas untuk mengistirahatkan
otaknya, walau hanya untuk beberapa saat.
Disaat semua orang sedang sibuk dengan kegiatannya
masing-masing. Seorang pria tiba-tiba saja menggeser kursinya dengan keras dan
pergi ke luar kelas.
Sontak, hal itu membuat Jihye terkejut dan
melihat kearahnya.
“Siapa dia?” Tanya Jihye pada Minho yang
berada dibelakangnya.
“Hmm? Dia Kim Kibum. Murid paling aneh dan
misterius. Walaupun begitu, dia juga murid yang pintar disekolah ini. Kau tidak
mengenalnya?” Balas Minho dengan wajah polosnya.
“Sepertinya aku pernah melihatnya.” Gumam
Jihye.
“Eh? Tentu saja kau pasti pernah melihatnya,
dia murid dikelas ini.” Ucap Minho.
“Tidak, maksudku. Aku sepertinya pernah
mengenalnya disuatu tempat..”
4 years ago
Dor!
Suara tembakan begitu keras terdengar. Peluru
itu berhasil masuk kedalam kepalanya. Hampir
saja, benda kecil tajam tersebut menembus aset berharga milik gadis
tersebut. Untungnya, benda tersebut
dapat dikeluarkan oleh sang ahli.
Sayangnya, gadis malang itu harus kehilangan
sebagian dari ingatannya termasuk tentang organisasi yang terkait dengannya.
****
“Hyaaaaaa!” teriakan seseorang terdengar
begitu keras, hingga hampir memekakkan telinga semua orang yang ada di tempat
itu. Padahal, dia baru saja mencoba mengingat kembali, sedikit demi sedikit
memorinya.
“Sekarang apa lagi?” geram Jihye yang mulai
pusing dengan hal-hal yang terjadi padanya kini.
“Jihye-ya..” Panggil Taeyeon yang datang
bersama Jongwoon. “Waeyo?” Tanya Jihye lemas.
“Kemarilah, ada sesuatu yang harus kau
lihat.” Ucap Jongwoon sambil berusaha menarik Jihye agar ikut dengannya.
“Aku sedang tidak ingin membahas tentang
sesuatu yang berbau pembunuhan..” ucap Jihye memelas, ketika mereka telah
sampai diatap.
“Lihat ini…” ucap Taeyeon menyerahkan secarik
kertas yang bertinta merah, alias darah. Matanya melebar, ketika membaca pesan
tersebut.
“Kami menemukan kertas ini, sesaat setelah
korban kedua ditemukan. Han Soona, 16 tahun, tahun akademik kedua, kelas 4.
Bisa dipastikan, gadis itu dibunuh disini sebelum dijatuhkan dari atap.”
Penjelasan Taeyeon.
“Korban kedua.. Kali ini lebih parah dari
yang pertama. Wajahnya mulusnya menjadi berbekas sayatan pisau. Pisau yang
sangat besar. Hampir saja meretakkan tengkorak kepalanya.” Sambung Jongwoon.
‘Jihye sayang.. Bukankah aku sudah mengatakan
padamu.
Aku akan membawamu lebih jauh ke duniaku..
Tunggu aku.. Suatu hari nanti aku akan
menjemputmu~’
“Ini.. Memang bukanlah sebuah gertakan biasa.
Dia memang sedang…. Mengincarmu.”
****
To Be Continue~
Ini adalah Chapter 2 dari "Friday The 13th". Selamat membaca! Jangan lupa komentarnya ya! Terima kasih :)