Sabtu, 13 September 2014

Friday The 13th (Chapter Eleven)

Author : Kezia Lee

Main Cast :
Lee Ji Hye (OC)
Cho Kyuhyun
Kim Ki Bum
Kim Jong Woon
Kim Tae Yeon
Xi Luhan
Kim Jong In
Byun Baek Hyun
Hwang Mi Young
Jung Soo Yeon
Choi Min Ho

Genre :
Horror
Mystery

Length : Chapter 

Note : Sorry, kalau ada Cast yang belum muncul. Di chapter selanjutnya baru akan dimunculkan. Warning! Typo, alur gaje, cerita yang membosankan. Gak seram dan sebagainya. Mohon bantuannya, karena ini adalah FF Horror Mystery pertama saya ._.v

'Aku ingin jujur padamu. Tetapi sepertinya kejujuran itu tidak akan ada gunanya lagi..'

Previous Chapter

“Apa maksudnya ini? Apa dia kira ini semua permainan anak kecil?” Kyuhyun menggertakkan gigi, geram. Dia mengepal tangannya.
“Sabar, Kyu. Kami juga sedang mencari tahu, kemana Jihye dibawa. Lebih baik kita selesaikan bersama kode ini.” Ujar Kibum memberikan usul.

“Mungkin aku bisa sedikit membantu..” seseorang muncul dihadapan mereka. Seseorang yang semestinya tidak berada disana.

“Kenapa kau bisa berada disini? Bukankah seharusnya kau..” Baekhyun membulatkan matanya.
“Jangan terkejut dulu, aku disini datang untuk menjadi teman kalian.” Ucapnya dengan suara yang cukup parau.
“Katakan padaku, apa yang sedang kau rencanakan selama ini?” ucap Kyuhyun yang langsung menarik kerah bajunya.
“Tenang dulu, mari kita dengarkan apa yang ingin dikatakannya.” Ucap Jongwoon menahan lengan Kyuhyun. Kemudian, Kyuhyun menghela nafas panjang dan melepaskannya.

“Choi Minho-ssi.. Jelaskan mengapa kau bisa berada disini.” Tegas Taeyeon menatap Minho intens. Dia menarik nafas panjang dan kemudian mulai berbicara.
“Ini semua jebakan. Aku juga, sudah dijebak..” Ucapnya sambil menutup mata. “Mwo?” Tanya Kyuhyun yang sedang diterjang amarah yang tinggi.
“Sabar dulu, jangan sembarang melukai orang lain kalau kau ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.” Jongwoon lagi-lagi menahan Kyuhyun yang sudah siap untuk menyerangnya.

“Apa maksudmu bahwa ini semua jebakan? Dan, kau sendiri dijebak?” ucap Taeyeon
“Pembunuhan itu sebenarnya, bukan aku yang melakukannya. Tapi, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri siapa yang membunuh Haerin. Dia menyuapku untuk tutup mulut. Dan jika aku tidak mengikuti perintahnya, maka aku akan dibunuhnya. Orang itu adalah…….”

‘DDORR!!’ suara tembakan terdengar. Sebuah peluru berhasil menembus kepala Minho dari samping. Dan hal itu tentu saja menghilangkan semua bukti yang ada. Mereka semua tercengang. Jongwoon dan Baekhyun segera mencari darimana asal peluru itu ditembakkan, namun hasilnya tetap nihil.

Diduga, selama ini memang ada yang sedang mengawasi gerak-gerik mereka.
“Kita harus bergerak cepat.” Ucap Kibum yang kemudian menyuruh rekannya untuk segera pergi dari tempat itu.

“Apa tidak sebaiknya kita mengajak Luhan dan Jongin?” Tanya Jongwoon, yang langsung digubris oleh Taeyeon. “Tidak perlu. Aku rasa  mereka kini sedang sibuk dengan urusan kepolisian. Lagipula, kita juga harus bergegas menemukan Jihye sebelum terjadi apa-apa padanya.” Tegasnya.

 “Mianhae, Jihye-ssi..” gumam Kibum, kemudian mengikuti langkah teman-temannya.

Disisi lain, disebuah tempat yang asing. Angin dingin berhembus, ya. Gadis itu menggigil kedinginan. Udara yang sedingin es tersebut hampir saja membuatnya beku. Apalagi hanya dengan berbalut sebuah kaos tipis beserta celana jeans panjang di era musim panas tersebut.

Wajahnya memucat menyadari betapa dinginnya tempat tersebut, dan kenyataan bahwa dirinya tidak tahan terhadap udara dingin.

Langkah kaki seseorang terdengar begitu jelas diatas gumparan salju putih yang ada disana. Entah kenapa bisa turun salju memasuki akhir musim panas tersebut.

“Kau sudah sadar, nona Lee?” ucap seorang pria yang tak asing baginya menghampiri.
“Cih, ternyata semua ini ulahmu ya.. Tak kusangka orang sepertimu akan merencanakan pemberontakan seperti ini. Arthur Kirkland”  Sahut Jihye mencibir.
“Hmm, bahkan setelah sekian tahun kau masih dapat mengingat dengan jelas namaku yah.. Jihye Lee”
“Bagaimana aku dapat melupakan bahkan dihari kau datang kepada ayahku dan meminta keluarga kami untuk melindungimu dari serangan musuh. Dan sekarang, kau kembali sebagai seorang pemberontak, huh?” ucap Jihye memojokkan pria yang disebutnya Arthur ini.

“Seperti biasanya, kau tetap ketus seperti ini ya.”
“Karena aku tidak mau membuang waktuku untuk berbicara manis kepada orang sepertimu.”

Plaak! Sebuah tamparan berhasil mengenai pipi kanan milik gadis tersebut. Dan itu membuat tetesan darah muncul dari sudut bibirnya. Dia hanya tersenyum miris.
“Apa karena kau tidak dapat membalas ucapanku, kau melakukan kekerasan pada seorang gadis? Oh, kau sungguh pria yang tidak bermoral yah..”  ucap Jihye yang sepertinya sudah terlatih untuk menyerang kelemahan orang lain dengan kata-kata.

“Mau bagaimanapun. Kau tetaplah gadis kecilku yang lugu. Oh, kau pasti merindukan orang tuamu, kan? Hah! Sayangnya kau tidak akan bertemu dengan mereka lagi, karena kau akan berakhir disini!” ucap pria tersebut menggertaknya. “Aku bisa saja membiarkanmu tetap hidup. Hanya dengan satu syarat. Serahkan symbol tersebut padaku.” Jihye menyernyitkan dahi.
“Simbol? Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan.” Ucap Jihye bingung dengan arah pembicaraan ini.
“Jangan pura-pura bodoh! Kau pasti memiliki simbol tersebut! Aku sangat yakin dia menyerahkan posisi tersebut kepadamu!” ucap Arthur yang semakin membuat Jihye tidak mengerti.
“Posisi? Siapa yang telah menyerahkan sesuatu kepada siapa?” ucapnya kembali bertanya.

Arthur mulai kehabisan kesabaran. Sebuah pistol kemudian ditodongkan kekepalanya. “Lebih baik kau serahkan sekarang, atau kau akan kehilangan nyawamu.” Ucapnya menggertak.

****
“Kau sudah mendapatkannya?” ucap Jongwoon yang fokus mengemudi, sembari bertanya pada Taeyeon, Kyuhyun dan Kibum yang tengah menyelesaikan teka-teki yang diberikan pada mereka.
“Belum. Aku sedang berpikir.” Ucapnya mencoba memecahkan kode tersebut. Setidaknya bisa menjadi petunjuk untuk menemukan Jihye.

“Hei, sepertinya tadi aku menemukan sebuah kertas yang mencurigakan. Coba kau periksa.” Ucap Jongwoon memberikan secarik kertas kecil yang lusuh.
“Kau temukan dimana?”
“Tadi aku menemukannya disekitar mayat Minho-ssi. Setelah kulihat itu sepertinya sebuah resep dari dokter. Entah kenapa, refleks saja aku memasukkannya kedalam sakuku.” Ucap Jongwoon menyerahkan kertas tersebut.

Taeyeon memeriksa dengan teliti. Matanya membulat ketika dia menemukan sesuatu. “Sepertinya dia memang membantu kita saat itu..” gumamnya.

‘JEJU-DO, TINGKATAN PALING ATAS’ satu kata yang tertulis dalam kertas tersebut. Kibum dan Kyuhyun kebingungan. Kemudian saling bertatapan. “Apakah mungkin ini adalah…”
“Kalimat ketiga adalah petunjuk utamanya.” Sahut Taeyeon, kemudian memeriksa GPSnya.

“Aku tahu kita harus mencari kemana!” ucap Kibum yang membuat mereka tersentak. Dengan segera Taeyeon menghubungi Baekhyun dan Miyoung yang berada tepat dibelakang mereka untuk berhenti disuatu tempat dan memastikan bahwa mereka aman.

“Mwo? Pulau Jeju?!” teriak mereka bersamaan setelah mendengar pernyataan dari Kibum. Kini mereka tengah berada disebuah tempat yang ada didekat sana, namun jauh dari keramaian. Dan bisa dipastikan tempat tersebut aman.
“Kau serius ingin pergi ke Pulau Jeju?” celetuk Miyoung tak percaya.
“Bukankah kalian sendiri yang mengatakan ingin menyelamatkan Jihye? Aku sangat yakin bahwa dia berada disana!” ucap Kibum membenarkan alibinya.
“Hei, ayolah! Kita tidak sedang ingin liburan. Ya, walaupun sekarang memang hari libur.” Kata Jongwoon.

“Aku sedang tidak bercanda! Aku serius. Sekarang terserah kalian yang memutuskan. Kalau kalian tidak mau pergi, biar aku yang pergi sendirian.”
“Jangan seperti itu, ingat kita satu tim.” Ucap Baekhyun. Kyuhyun menghela nafas. “Kalau begitu, tugasmu adalah memimpin kami ketempat Jihye disandera.” Ucap Kyuhyun mantap yang langsung disambut dengan anggukan pasti dari Kibum.

Thursday, 4th June 2008

“Apakah kalian sudah menyiapkan barang-barang yang diperlukan? Jangan lupa kita akan berangkat hari ini!”

Sebuah pesan masuk ke ponsel Kyuhyun. Dia tersenyum, itu adalah sms dari Miyoung, sepupunya. Kyuhyun tidak membalasnya, hanya membaca dan menaruhnya kembali ke meja. Waktu kini menunjukkan pukul 07:09 KST. Mereka akan berangkat pada pukul 09:00 KST nanti.

Jam 08:00 KST. Mobil Jongwoon sudah terparkir didepan rumah Kyuhyun. Hanya tinggal menunggu pemilik rumahnya keluar. Didalam sana, sudah ada Taeyeon, Baekhyun, Miyoung dan Kibum. Kyuhyun segera masuk ke kursi penumpang didepan, mobil itu melaju kencang.

“Aku tadi sempat mendapat telepon dari Jongin. Katanya dia akan ikut bersama kita ke Pulau Jeju bersama Luhan. Hanya saja sekarang masih ada tugas yang harus dibereskan. Jadi dia akan menyusul nanti.” Ucap Jongwoon memecah keheningan dalam mobil tersebut.
“Menurutmu kita tidak akan dibuntuti oleh orang suruhannya?” Tanya Miyoung curiga.
“Entahlah. Kita tidak akan tahu apa yang sedang mereka rencanakan sekarang. Tapi kita harus mulai berhati-hati sekarang. Bisa saja seseorang yang tidak kita duga sedang mengawasi kita.” Ucap Jongwoon yang membuat mereka bergidik.

Ya, ucapannya memang terdengar sedikit menyeramkan. Tapi, dugaan seperti itu bisa saja terjadi…

To Be Continue~

Makasih yang udah mau baca! Friday The 13th tinggal 2 chapter lagi, dan itu butuh perjuangan untuk ngetiknya :D Hehehe, tetap jadi pembaca setia ya! Jangan lupa kritik sarannya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar