Sabtu, 13 September 2014

Friday The 13th (Chapter Twelve)

Author : Kezia Lee

Main Cast :
Lee Ji Hye (OC)
Cho Kyuhyun
Kim Ki Bum
Kim Jong Woon
Kim Tae Yeon
Xi Luhan
Kim Jong In
Byun Baek Hyun
Hwang Mi Young
Jung Soo Yeon
Choi Min Ho

Genre :
Horror
Mystery

Length : Chapter 

Note : Sorry, kalau ada Cast yang belum muncul. Di chapter selanjutnya baru akan dimunculkan. Warning! Typo, alur gaje, cerita yang membosankan. Gak seram dan sebagainya. Mohon bantuannya, karena ini adalah FF Horror Mystery pertama saya ._.v

‘Pilihannya hanya ada dua. Balas dendam atau melindungi?’

Previous Chapter

“Menurutmu kita tidak akan dibuntuti oleh orang suruhannya?” Tanya Miyoung curiga.
“Entahlah. Kita tidak akan tahu apa yang sedang mereka rencanakan sekarang. Tapi kita harus mulai berhati-hati sekarang. Bisa saja seseorang yang tidak kita duga sedang mengawasi kita.” Ucap Jongwoon yang membuat mereka bergidik.

Ya, ucapannya memang terdengar sedikit menyeramkan. Tapi, dugaan seperti itu bisa saja terjadi…

Sesampainya dibandara, mereka menunggu diruang tunggu dengan kesibukan mereka masing-masing. Berusaha untuk tidak kelihatan mencurigakan.

Penerbangan mereka ke Pulau Jeju berjalan lancar. Tidak ada gangguan sama sekali dari saat mereka di Incheon Airport hingga berada di Jeju.
“Sepertinya memang tidak ada yang mengikuti kita sejauh ini.” Ucap Kyuhyun lega.
“Ya, setidaknya kita mencari tempat penginapan dulu. Kita tidak tahu berapa lama  kita dapat menemukan Jihye.” Saran Jongwoon. Semuanya hanya mengiyakan sarannya.

****
Matanya samar-samar memandang matahari yang terpancar dari arah lobang kecil diatas atap. Kepalanya begitu pusing, dari atas kepalanya terdapat cairan merah kental yang telah membeku. Mungkin juga dikarenakan suhu yang dingin tersebut. Entah kenapa gadis itu cukup kuat untuk menahan dinginnya tempat tersebut, disaat ia hanya menggunakan baju musim panas.

“Hmm? Sebuah mantel?” gumamnya saat menemukan sebuah mantel hangat terpasang rapi pada tubuhnya. Gadis itu tersenyum. Walaupun jahat Arthur tetaplah seorang Arthur. Dia tidak akan tega membiarkan seorang gadis mati kedinginan.
“Jangan senang dulu gadis kecilku~ Aku tidak membiarkanmu mati begitu saja. Karena aku yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri.” Ucapnya, tetapi tetap tidak mengubah ekspresi ceria seorang Jihye.

Arthur kebingungan dan bertanya “Mengapa kau berekspresi seperti itu? Aku akan membunuhmu dan kau malah tersenyum?” ucapnya keheranan. “Karena aku yakin, kau tidak akan membunuhku.” Ucapnya tanpa memudarkan sedikit pun senyuman manisnya. PLAK! Satu lagi jejak tangan besar pria tersebut berbekas pada wajah mulusnya.
“Berani sekali kau menantangku seperti itu! Kau benar-benar sudah bosan hidup ya?” ucapnya menyernyitkan dahi. Jihye tersenyum miris.

“Aku mati atau hidup pun, kau tidak akan bisa menodongkan pedangmu padaku kan?” ucapnya, membuat Arthur terdiam. Ya, karena Jihye masih memegang lencana yang dapat menentukan penerus organisasi. Namun, walaupun Arthur sudah berkali-kali mengungkit soal lencana itu, Jihye tidak menyadari bahwa simbol organisasi tersebut ada padanya. Arthur melirik kearah jam tangannya, kemudian tersenyum licik.

“Sebentar lagi, akan ada kejutan besar untukmu. Waktunya untuk memulai permainan yang sebenarnya..” gumam Arthur sambil memandang Jihye dengan sinis.

****
“Penerbangan yang melelahkan! Untungnya sekarang kita sudah berada ditempat ini!” gerutu Baekhyun yang satu kamar dengan Kyuhyun, Kibum, dan Jongwoon.
“Kita tidak punya banyak waktu untuk beristirahat. Kita harus segera mencarinya.” Ucap Kyuhyun yang hanya meletakkan barang-barangnya.
“Apakah kita tidak bisa beristirahat sebentar saja? Lagipula kita sudah disini. Kita sudah aman!” ucapnya lagi.
“Tidak. Justru jika kita tetap berada ditempat ini, mereka akan lebih mudah menemukan kita.” Ucap Jongwoon yang sependapat dengan Kyuhyun.

“Ya! Kim Kibum!” Baekhyun menegur Kibum yang sedari tadi hanya melamun dan tidak merespon pembicaraan mereka.
“Hmm?” ucapnya merespon. Tapi itu bukanlah sebuah respon yang diinginkan mereka. Dia seperti tidak tertarik sama sekali dengan pembicaraan itu.
“Kau tidak mendengarkan dari tadi ya?” ucap Jongwoon sedikit kecewa. “Maaf. Aku hanya sedang berpikir. Bisa kalian lanjutkan inti cerita tadi?”

“Kalau kau sedang berpikir bagaimana keadaan Jihye sekarang, aku yakin dia akan baik-baik saja. Kau tahu, dia adalah gadis yang tangguh bahkan ketika aku pertama bertemu dengannya.” Ucap Taeyeon meyakinkan Kibum. Dia hanya mengangguk pelan tanda mengerti.
‘Kriing~’ Ponsel seorang dari mereka bordering. Itu milik Jongwoon. “Oh, ini dari Jongin. Aku rasa dia sudah di Jeju-do sekarang.” Ucapnya, kemudian menjawab panggilan tersebut.

“Chakkaman. Bagaimana dengan mayat Choi Minho? Bukankah kita  langsung pergi ketika dia tewas seketika di atap gedung sekolah.” Ucap Miyoung yang merasa kasian pada Minho. “Tenang saja, kemarin aku sudah meminta temanku dari kepolisian untuk mengotopsi mereka.” Kata-kata Baekhyun membuat mereka sedikit lega.
“Syukurlah.”

“Baiklah teman-teman. Kita sudah tidak punya banyak waktu. Ayo, kita segera menjemput Luhan dan Jongin dibandara!” celetuk Jongwoon. Kemudian mereka segera bergegas.
SKIP TIME

Sesampainya disana, mereka mencari-cari sosok yang ditunggunya. Flight Status Board sudah menunjukkan bahwa pesawat dari Incheon sudah tiba di Jeju-do.
“Apa kita menunggu di gate yang salah?” gumam Miyoung yang juga mencari keberadaan mereka yang sedari tadi tidak kelihatan.
“Oh, lihat! Dari sana orang-orang sudah berkerumun keluar.” Seru Baekhyun yang menunjuk ka arah pintu yang berada didepan mereka.

Mereka menunggu bahkan hingga barisan terakhir. Hingga pintu tersebut ditutup oleh petugas yang berada disana. “Ini aneh.. Apakah mereka sudah keluar bersama kerumunan tersebut selagi kita tidak memperhatikan?” ucap Jongwoon mengelus dagunya pelan.
“Maaf, aku ingin pergi ke toilet sebentar.” Ucap Kibum permisi. Waktu berjalan begitu saja, mereka tetap memutuskan untuk menunggu sebentar lagi. Mungkin saja mereka sedang mengambil barang yang ketinggalan. Pikir mereka positif.

Suasana bandara seketika berubah. Ya, terasa keheningan perlahan mulai menguasai tempat tersebut. ‘Srekh.. Hei apa yang ka---‘ itu seperti suara seorang informan. Sepertinya sedang terjadi sesuatu.
“Ada yang tidak beres.” Gumam Kyuhyun yang melangkahkan kakinya. Dan dengan sigap seorang pria menodongkan pistol kelehernya. Hal tersebut juga terjadi pada rekannya.

“Hyaaa! Lepaskan aku!” teriak Miyoung yang berusaha melepaskan diri. “Kalau kau tidak bisa diam, maka peluru ini akan menembus kepalamu!” ancam orang tersebut. Miyoung akhirnya memilih untuk diam. Orang-orang yang ada disana histeris. Mulai dari anak kecil, remaja, dewasa maupun lansia.

Halo! Selamat datang di Pulau Jeju! Maaf atas penyambutan yang kurang memuaskan ini yah!” Seseorang tengah berbicara lewat ruang informasi yang dipasang CCTV juga. “Cih, dia bilang kurang memuaskan?” gumam Taeyeon kesal.
“Kenapa kau melakukan hal seperti ini? Kau berurusan dengan kami, jadi jangan ganggu orang-orang yang ada dibandara ini!” teriak Kyuhyun.
“Hmm, sepertinya anak ini cukup menarik.” Ucap pria tersebut tersenyum licik. “Bukankah tujuan kalian ke sini untuk menyelamatkan teman kalian? Ah, aku hampir lupa! Bahkan aku sudah menemukan kedua teman kalian yang cukup bodoh untuk dibohongi.

“Sialan kau!” ucap Kyuhyun yang mulai meluapkan emosinya. Pria tersebut hanya tertawa. Sungguh manusia yang tidak punya perasaan.
Ditengah suasana yang cukup menarik baginya, seseorang menghampiri pria tersebut. “Tuan, semuanya sudah siap.” Ucapnya melapor. “Bagus, dalam hitungan 60 detik segera nyalakan.”
Sepertinya permainan kita untuk hari ini berakhir disini. Sampai jumpa lagi!” ucap pria tersebut, kemudian semuanya kembali normal. Semua orang sudah mulai lega. Namun, entah hanya karena perasaannya saja, Baekhyun merasa ada sesuatu yang tidak beres.

“Teman-teman, sepertinya kita harus segera meninggalkan tempat ini..” ucapnya curiga. Bahkan orang yang tadi menodongkan pistol pada mereka juga sudah menghilang.
“Memangnya ada apa?” Tanya Taeyeon bingung. “Kalian mendengar sesuatu?” Tanya Jongwoon. Baekhyun menyakini bahwa apa yang dikatakannya memang benar.
“Cepat pergi dari tempat ini! Sebentar lagi bandara ini akan meledak!” ucap Baekhyun berteriak sehingga orang-orang yang ada berbondong-bondong keluar dari bandara.

‘BOOOOM!!’ sebuah ledakan besar terjadi. Sialnya, mereka saat itu masih berada didekatnya. Singkat cerita, mereka juga terkena efek dari ledakan tersebut.

****
Ditengah kecelakaan yang menimpa teman-temannya. Gadis ini tertidur pulas atau lebih tepatnya terbaring lemah tak berdaya ditempat yang dingin itu. Memasuki alam lain dari dunianya. Bunga tidur seperti apa yang akan menghiasi siang hari yang terasa dingin ditempat seperti ini.

‘Taman yang indah. Aku seperti pernah berada ditempat ini sebelumnya. Tempat ini adalah..
“Jihye-ya..” seseorang memanggil namaku, aku menoleh. Ah, mungkin aku salah. Ada seorang gadis kecil yang namanya sama seperti namaku.
“Ada yang ingin aku berikan padamu.” Ucap anak laki-laki yang berada disampingnya, sambil mengeluarkan sebuah gantungan yang unik.
“Kyeopta..” komentarnya saat melihat gantungan itu. “Apa benar ini untukku?” Anak laki-laki tersebut mengangguk pasti.
“Terima kasih..” ucapnya dengan senyuman mengembang dipipinya. “Kalau begini, kita jadi serasi.” Ucap anak laki-laki itu polos sambil menunjukkan sebuah gantungan yang sama persis dengan yang dimiliki gadis kecil bernama Jihye tersebut.

Ah, entah kenapa anak laki-laki itu mengingatkanku pada seseorang. “Jihye-ya. Asal kau tahu saja, gantungan kunci ini sangat keren. Kau lihat benda kecil yang seperti bola didalamnya?” Gadis itu mengangguk. “Jika terkena sinar matahari, benda tersebut akan mengisi kekuatannya. Dan jika kau menaruhnya ditempat yang gelap kau akan bisa melihatnya bersinar terang.” Jelasnya membuat gadis itu semakin terpesona dengan benda tersebut.

“Ini benda yang mengagumkan!” ucapnya. “Kalau begitu, aku pulang dulu. Ini sudah larut. Ibuku akan memarahiku jika aku tidak segera pulang.”
“Tunggu dulu, kalau kau pergi aku akan merasa kesepian..” gadis itu nampaknya sedih karena akan ditinggal oleh anak tersebut. Dia tersenyum manis. “Gunakanlah tuntunan cahaya itu untuk dapat menemukanku. Disaat kau kesepian, kau dapat mencariku dengan cahaya yang bersinar didalam kegelapan itu!”
“Oh ya, maaf siapa tadi namamu?”
“Namaku, Kim Kibum..” hal itu membuatku sedikit shock. Jadi gadis tersebut adalah..
“Jihye-ya.. Jihye..” Semuanya menggelap, aku tidak bisa..’

“Jihye-ssi? Gwaenchanaseyo?” ucap seseorang yang perlahan mulai membangunkan Jihye dari tidurnya. Sosok seseorang yang selama ini dirindukannya. “Kibum!” ucapnya sambil memeluk erat pria yang berada didepannya ini.
“Kau kemana saja! Aku menunggumu lama sekali!” ucapnya sambil berusaha menahan tangis.

“Maaf, Jihye-ah.. Aku membuatmu menunggu terlalu lama..” Kibum berusaha menenangkan gadis  didepannya ini.
“Aku.. Sudah mengingatnya. Orang yang selama ini membantuku, adalah dirimu..” Kibum mengelus kepala Jihye pelan, sambil tersenyum miris. ‘Ceklek.’ Raut wajah Jihye berubah. Sebuah pistol kini menempel disamping kepalanya. Siap menembus kepalanya. Kibum melepas pelukannya, atau lebih tepatnya melepaskan diri dari pelukan Jihye. Wajahnya begitu dingin, dengan killer smilenya.
“Kali ini, benar-benar minta maaf..”

To Be Continue~

Kali ini lebih panjang karena sudah hampir selesai~ Heheh, maaf menunggu lama. Ini pun dikerjakan ngebut lho ^0^ Tolong berikan kritik sarannya ya~ 
Terima kasih sudah mau jadi pembaca setia/? :D Sekian terima Henry~
Oh ya, untuk Last Chapternya bakal diupload sore ini~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar